Sporty Magazine official website | Members area : Register | Sign in
Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
batam, riau, Indonesia
kebenaran itu seperti berlian yang di gosok

inspired27store

profile

inspired27store

inspired27store

Premium Skullz Chain / Men Jacket

Minggu, 17 Juli 2011

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Premium Skullz Chain / Men Jacket

code: INS03M00213

flece with embroidery computer
Available Color
Black 
Available Size
L, M, S, XL 
Product Price
Rp 285.000,-

Hellcome Pussy BW / Men Boxer

PRODUCT DETAIL

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Hellcome Pussy BW / Men Boxer

code: INS01M00115

cotton
Available Color
Combination 
Available Size
L, M, S 
Product Price
Rp 75.000,-

Shield Stones Black / Men Sweatshirt

PRODUCT DETAIL

 

 

 

 

 

Shield Stones Black / Men Sweatshirt

code: INS12M00056

flece with plastisol print
Available Color
Black 
Available Size
L, M, S, XL 
Product Price
Rp 170.000,-

Cheesboard Conspiracy / Men T-Shirt

PRODUCT DETAIL

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cheesboard Conspiracy / Men T-Shirt

code: INS13M01411

40s enzymes with superwhite print
Available Color
Yellow Green 
Available Size
L, M, S, XL 
Product Price
Rp 110.000,-
Color & Size

Eye Of Beholder Brownies / Men T-Shirt

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Eye Of Beholder Brownies / Men T-Shirt

code: INS13M01420

30s premium bamboo with plastisol print
Available Color
Brown 
Available Size
L, M, S 
Product Price
Rp 125.000,-
Place Order
Color & Size

Here We Are Black / Men T-Shirt

Rabu, 01 Juni 2011

PRODUCT DETAIL

 

 

 

 

 

Here We Are Black / Men T-Shirt

code: INS13M01342

30s premium bamboo with plastisol print
Available Color
Black 
Available Size
L, M, S 
Product Price
Rp 125.000,-
Place Order
Color & Size

Poster Chapter 01 / Men T-Shirt

PRODUCT DETAIL

 

 

 

 

 

Poster Chapter 01 / Men T-Shirt

code: INS13M01347

cotton combed 20s with plastisol print
Available Color
Black 
Available Size
M, S 
Product Price
Rp 100.000,-
Place Order
Color & Size

 

rock n roll sejati

rock n roll sejati

un kl 347

un kl 347

american pie

american pie

MACTBATH

MACTBATH

boy's STRS

boy's STRS

ferry bassa

ferry bassa

rock_N'_roll

rock_N'_roll

rock loCOs

rock loCOs

insilence

insilence

A_time_to_rock'n

A_time_to_rock'n

american dos35

american dos35

locos

locos

keR3 N

keR3 N

time to rock n roll

time to rock n roll

busro_roCk

busro_roCk

ocky rezpectors

ocky rezpectors

bassa boy's

bassa boy's

bassa DOSES

bassa DOSES

bassa las vegas

bassa las vegas

AMErican bassa

AMErican bassa

finger STANDING

finger STANDING

gur3 ge nyantae

gur3 ge nyantae

MUSIK

ALTERNATIVE ROCK

Sejarah Saint Loco

Kamis, 03 Juni 2010.

Jagad rock tanah air seakan tak berhenti melahirkan band-band spektakuler untuk melaju ke barisan terdepan. Salah satunya adalah Saint Loco, band yang mengawali karirnya di kancah rock tanah air pada tahun 2004 dengan debut album bertajuk Rock Upon A Time. Album ini menjadi awal langkah sukses Saint Loco mengenalkan dirinya ke publik dengan mengusung lagu-lagu berkekuatan hip-rock. Berbagai penghargaan berhasil mereka sabet diantaranya adalah; Best Rock Album versi Majalah Hai tahun 2005 dan Rock Best Of The Year Album versi I-Radio tahun 2005. Single “Microphone Anthem”, yang menjadi unggulan mereka kala itu, berhasil mengejawantahkan Saint Loco sebagai penerus generasi musik rock Indonesia .

Di bulan September 2006, MTV mengganjar mereka dengan predikat MTV EXCLUSIVE ARTIST for SEPTEMBER. Album kedua mereka yang bertajuk Vision For Transition dirilis dibulan yang sama. Sebuah album yang menggambarkan progresi dari musikalitas keenam anak super kreatif; Iwan (gitaris), Gilbert (bassis), Nyonk (drummer), Tius (the spinner), Joe (vokalis) dan Berry (MC). Ini sebagai satu pegangan bahwa nama Saint Loco masih punya kekuatan untuk musik rock yang berkualitas.

Another Vision for Indonesia Rock Concept

Lewat album keduanya, Vision For Transition, Saint Loco menawarkan konsep musik yang lebih berani. Dari kulit albumnya (baca: cover) sudah terbaca keberanian Saint Loco dengan memberikan warna-warna berani dan penempatan yang terbilang tidak umum. Untuk isinya, rock yang dibawakan mereka kali ini lebih sing-a-long dibandingkan album sebelumnya meski tensi tonalitas rock mereka tetap tinggi. Dengarkan saja “Kedamaian”, sebuah lagu mellow-rock yang menampilkan seorang vokalis bjorky-melankolis, Astrid. Lagu ini dibuka dengan dentingan piano dan dihantarkan dalam beat mid-tempo. Kekuatan lirik bilingual dan karakter vokal Joe dengan Astrid serta MC Berry menambah padu lagu yang menjadi single pertama album ini.

SEJARAH A7X

Avenged Sevenfold

Langsung ke: navigasi, cari
Avenged Sevenfold

Avenged Sevenfold Live di Copenhagen, Denmark, tahun 2010.
Latar belakang
Asal Huntington Beach, California, Amerika Serikat
Genre Metalcore, Hard rock, Heavy Metal, Hardcore
Tahun aktif 1999–Present
Label Warner Bros., Good Life Recordings, Hopeless Records
Dipengaruhi oleh Pinkly Smooth, Suburban Legends, Brian Haner, Atreyu, Bleeding Through, Dream Theater, Burn Halo, Good Charlotte
Situs web http://www.avengedsevenfold.com/
Anggota
M. Shadows
Zacky Vengeance
Synyster Gates
Johnny Christ
Mantan anggota
The Rev
Daemon Ash
Justin Sane
Matt Wendt

Avenged Sevenfold adalah band rock Amerika / metal dari Huntington Beach, California, yang dibentuk pada tahun 1999. Band ini terdiri dari vokalis M. Shadows, lead guitar Synyster Gates, Zacky Vengeance rhythm guitar, dan bassist Johnny Christ.

Avenged Sevenfold muncul dengan genre metalcore pada debut mereka Sounding the Seventh Trumpet, yang mengandung banya vokal scream. Band ini mengubah gaya mereka di album ketiga mereka dan rilis major label, City of Evil, yang menampilkan vokal melodis dan power ballad. Band ini terus mengeksplorasi suara baru dengan mengeluarkan yang berjudul Avenged Sevenfold dan menikmati kesuksesan mainstream lanjutan sebelum drummer mereka, James "The Rev" Sullivan, meninggal karena penyakit jantung dan dampak gabungan dari narkoba dan alkohol di tubuhnya pada tahun 2009. Meskipun kematiannya, band ini melanjutkan dengan bantuan kemudian mantan drummer Dream Theater Mike Portnoy untuk merilis dan melakukan tur dalam mendukung Nightmare, album kelima mereka pada tahun 2010 yang memulai debutnya di tempat atas, Billboard 200 yang berada di tempat pertama.

Sampai saat ini, Avenged Sevenfold telah merilis lima album studio, satu album live / kompilasi / DVD, dan enam belas single . Band ini telah menerima banyak penghargaan untuk kesuksesan mainstream di seluruh dunia mereka dan terutama dinyatakan sebagai salah satu pemimpin dan band kunci dalam New Wave of American Heavy Metal dan tampil sebagai tempat kedua di Atas Ultimate Guitar's Top Ten Band Decade.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Biografi

[sunting] Permulaan (1999-2004)

Band ini dibentuk pada tahun 1999 di Huntington Beach, California dengan anggota asli M. Shadows, Zacky Vengeance, The Rev dan Matt Wendt. memberi nama bandnya yang referensinya berasal dari cerita Cain dan Abel dari Bible, meskipun demikian, mereka bukanlah band agamis. Saat pembentukannya, masing-masing anggota band ini memakai nama samaran yang juga merupakan nama panggilan mereka saat bersekolah di Sekolah Menegah Atas. Sebelum merilis album debut mereka, band ini merekam dua demo pada tahun 1999 dan 2000. Album pertama mereka, Sounding the Seventh Trumpet, direkam ketika para anggota band masih berumur delapan belas tahun dan juga masih bersekolah di sekolah menengah atas. album ini pada awalnya dirilis oleh perusahaan label pertama mereka, Good Life Record pada tahun 2001. Setelah gitaris Synyster Gates bergabung dengan band, pada akhir 1999 masuk ketika ia berusia 18 tahun. Lagu "To End the Rapture" direkam ulang dengan menampilkan anggota penuh band. Album ini kemudian dirilis ulang pada Hopeless Records pada tahun 2002.

Band ini lalu mulai menerima pengakuan, mereka tampil dengan band-band seperti Mushroomhead dan Shadows Fall dan bermain di Take Action Tour. Setelah bassis keempat mereka, Johnny Christ bergabung secara permanen, mereka merilis album Waking the Fallen di Hopeless Records pada bulan Agustus 2003. Band menerima pengakuan oleh Billboard dan The Boston Globe, dan juga bermain di "Vans Warped Tour". Pada tahun 2004, Avenged Sevenfold mengadakan tur kembali di "Vans Warped Tour" dan merekam video untuk lagu "Unholy Confessions "yang masuk tangga lagu di MTV2's Headbanger's Ball. Tak lama setelah merilis Waking the Fallen, Avenged Sevenfold meninggalkan Hopeless Records dan menandatangani kontrak yang diajukan oleh Warner Bros.

[sunting] souding the seventh trumpet (2001-2003)

[sunting] waking the fallen (2003-2005)

[sunting] City of Evil (2005-2007)

[sunting] avenged seven fold (2007-2008)

[sunting] live in the LBC&diamonds in the rough (2008-2010)

[sunting] Self-titled album (2007-2008)

[sunting] Nightmare (2010-sekarang)

[sunting] Diskografi

[sunting] Kematian The Rev

Pada tanggal 28 Desember 2009 drummer James"The Rev"Sullivan ditemukan meninggal di rumahnya pada umur 28 tahun. Hasi otopsi tidak dapat disimpulkan. Namun tanggal 9 juni 2010 diumumkan bahwa penyebab kematiannya adalah keracunan akibat penggunaan piskotropika yang dicampur - campur, sering juga disebut polydrug use atau "cross fading". Dalam pernyataan dari anggota band lainnya, mereka turut berbela sungkawa atas meninggalnya The Rev dan meminta untuk menghormati privasi keluarganya:

It is with great sadness and heavy hearts that we tell you of the passing today of Jimmy “The Rev” Sullivan. Jimmy was not only one of the world's best drummers, but more importantly he was our best friend and brother. Our thoughts and prayers go out to Jimmy's family and we hope that you will respect their privacy during this difficult time.

Website resmi Avenged Sevenfold menampilkan pesan dari keluarga Sullivan yang menyatakan terima kasih kepada penggemarnya atas dukungan mereka:

"We would like to thank all of Jimmy's fans for the heartfelt comments that have been posted – it is comforting to know that his genius and antics were appreciated and that he was loved so much. Our hearts are broken – he was much too young to fall. Óg agus saor go deo (forever young and free)"

Di samping itu komentar tentang kematian Sullivan, manajer band Larry Jacobson mengungkapkan bagaimana Sullivan adalah orang yang begitu baik terhadap semua orang. Jacobson berkata dalam wawancara itu:

He was expressive. He'd tell you how he felt about you -- you didn't wonder because he'd put his arm around you," he said. "He knew how to tell his friends he loved them.

Selain Jacobson ada 50 lebih artis musik yang mengomentari tentang kematian The Rev.

Pada tanggal 6 Januari 2010 jenazah di makamkan di lokasi yang dirahasiakan.

Tanggal 5 Januari 2010,majalah kerrang! menulis artikel tentang kematian The Rev.Zacky Vegeance menunjukan perasaan-nya tentang kematian The Rev

"Jimmy will always be with me in everything I do. Except sitting at home being sad, so today Im going to try to start living again. foREVer."

[sunting] Aftermath

Dalam sebuah wawancara dengan M. Shadows tentang kematian The Rev, Shadows mengkonfirmasi rilis Juli untuk album kelima Avenged Sevenfold "Saya memiliki banyak yang perlu dibicarakan tetapi tidak dapat menemukan kata-kata jadi saya akan menunggu sampai waktu yang bisa memungkinkan saya untuk menemukan cara untuk mengekspresikan diri. Adapun sisa dari kami, telah menjadi jelas apa yang perlu kita lakukan Kami baru saja selesai rekaman dengan Jimmy.. Saya tidak bisa menjanjikan apa yang masa depan karena sekarang ini terlalu menyakitkan untuk dipikirkan, tetapi kita tahu bahwa kita perlu untuk merekam dan mengeluarkan rekaman ini untuk menghormati Jimmy. Dia akan menelepon saya setiap malam untuk berbicara tentang lagu dan katakan adalah ini akan mengubah dunia. "Saya setuju dengan dia, sayangnya saya tidak tahu itu akan menggunakan istilah ini Harap bersabar dengan kami karena kami tidak bisa membayangkan betapa sulitnya ini akan menjadi untuk lolos, kita hanya tahu kita harus melakukannya untuk warisannya.. Setelah itu, siapa tahu? "

Dalam wawancara terbaru yang dilakukan oleh surat kabar Huntington Beach Independent, orangtua Jimmy Sullivan, Babara dan Joseph mengungkapkan informasi berikut tentang album baru Avenged Sevenfold: "Paling penting baginya, Jimmy baru saja selesai menulis lagu untuk album baru Avenged Sevenfold - ia bahkan menyebutnya masterpiece. Ketika ia menulis lagu, dia akan merekam, bermain piano dan drum - kemudian, lalu ketika ia bermain itu semua untuk saya, dia akan menyanyikan bagian orkestra atau gitar yang akan ditambahkan kemudian. Saya bersyukur bahwa saya harus mengatakan padanya betapa aku menyukai dan mengagumi musiknya. Kemudian, Barbara berkomentar bahwa, "tulisan Jimmy dalam beberapa lagu benar-benar baik Saya sangat bangga padanya,. dan aku tahu bahwa meskipun akan sangat sulit bagi mereka, band ini akan melakukan pekerjaan yang besar membuat mereka rekam segera. Tak perlu dikatakan , rekaman ini 'semua Jimmy' hampir tidak mungkin bagi saya untuk mendengarkan, tapi apa berkat untuk memiliki mereka. " Mereka berencana untuk mendedikasikan album baru mereka untuk The Rev.

Pada tanggal 17 Februari 2010, Avenged Sevenfold menyatakan bahwa mereka telah memasuki studio, bersama denganmantan drummer Dream Theater, Mike Portnoy, untuk drum untuk rekaman, di tempat Rev "Saya ingin fans kami tahu bahwa dengan Jimmy di dalam kita hati, perjalanan kita untuk merekam secara resmi dimulai. Jimmy membantu meninggalkan dunia ini hadiah yang mengagumkan dan sekarang sudah menjadi tugas kami untuk memastikan untuk menyampaikan bahwa hadiah untuk fans kami Kami bertanya. Drummer favorit Jimmy sepanjang masa Mike Portnoy untuk mencatat atas nama dirinya. Mike mengatakan akan menjadi kehormatan dan tanpa pertanyaan itulah yang pasti diinginkan Jim. Sangat nyaman kepada kita bahwa seseorang seperti Mike, yang tidak diragukan lagi dihormati sebagai salah satu drumer terbaik di dunia, memberikan penghormatan dan kepedulian untuk kemampuan The Rev's. Meskipun tidak akan sama tanpa saudara kita oleh pihak kita, esensi nya tinggal di hati kita dan melalui musik dia membantu menciptakan Dia adalah legenda sebelum salah satu keberhasilan atau semua itu omong kosong dan. kami sangat senang untuk berbaring ini untuk fans kami, dan terutama untuk Jimmy. "

Band ini sedang mempersiapkan tur setelah album baru. M. Shadows mengatakan, "Kami tidak yakin apa yang akan terjadi setelah siklus tur. Benar tujuan kami sekarang adalah untuk hanya mendapatkan anak-anak untuk mendengar rekaman, karena kita ingin mereka mengingat The Rev" Album terakhir Avenged Sevenfold menampilkan tulisan Sullivan, Nightmare, akan dirilis 27 Juli pada Warner Bros (Ex-Dream Theater drummer Mike Portnoy memainkan drum bagian Sullivan yang telah ditulis di album dan akan tur dengan band.) Nightmare mengalahkan proyeksi penjualan yang mudah , memulai debutnya di nomor satu di Billboard 200 dengan penjualan 163.000 unit di minggu pertama

Pada tanggal 16 Desember 2010, Portnoy mengumumkan melalui Facebook bahwa ia tidak lagi akan bekerja dengan Avenged Sevenfold. Band ini memposting pernyataan di website mereka pada 17 Desember 2010 yang menyatakan bahwa Mike Portnoy tidak akan pengganti mereka untuk The Rev, namun seseorang yang tidak disebutkan namanya telah dipilih untuk uji coba selama tahun 2011 dan berpotensi menjadi anggota tetap

[sunting] Karakteristik

[sunting] Genre

Material Avenged Sevenfold meliputi berbagai genre dan telah berkembang selama karir tahun band sepuluh. Awalnya, debut album Sounding the Seventh Trumpet terdiri hampir seluruhnya dari Metalcore, namun ada beberapa penyimpangan untuk genre ini, terutama dalam "Streets" yang mengadopsi gaya punk dan "Warmness on the Soul," yang merupakan piano balada-oriented. Pada Waking the Fallen, band metalcore ditampilkan dengan gaya kontemporer sekali lagi, tetapi menambahkan vokal bersih lebih luas serta unsur-unsur musik yang lebih matang dan rumit. Dalam band DVD All Excess, produser Andrew Mudrock menjelaskan transisi ini: "Ketika saya bertemu band setelah Sounding the Seventh Trumpet telah keluar sebelum mereka telah mencatat Waking the Fallen, M. Shadows berkata kepadaku 'rekaman ini scream. kami ingin membuat akan menjadi setengah-setengah scream dan bernyanyi. Aku tidak ingin menjerit lagi dan catatan setelah itu akan menjadi bernyanyi semua.. ""

Di City of Evil, album ketiga Avenged Sevenfold, band ini memilih untuk meninggalkan genre metalcore, mengembangkan gaya rock yang lebih keras. Album Avenged Sevenfold's self-titled, sekali lagi, terdiri dari beberapa penyimpangan untuk genre yang kurang konsisten dan gaya dari main hard rock dan lagu-lagu heavy metal, terutama dalam "Dear God", yang mengadopsi gaya country dan "A Piece Little Surga ", yang dilingkari dalam pengaruh lagu pertunjukan Broadway, terutama menggunakan instrumen kuningan dan gesekan orkestra untuk mengambil alih sebagian dari peran memimpin dan gitar ritme. Nightmare mengandung penyimpangan lebih lanjut, termasuk piano ballad yang disebut "Fiction" dan kembali singkat ke akar Metalcore mereka pada "God Hates Us". Band ini telah banyak berubah sejak album pertama mereka, di mana selama waktu itu mereka telah ditandai sebagai band berat dengan menjerit dan menggeram gaya vokal dikombinasikan dengan vokal bersih, menenggak riff gitar dan kerusakan yang satu dapat harapkan dari genre Metalcore.

Fucking Nightmare!

[sunting] Nama band dan konten lirik

Dalam sebuah wawancara untuk Majalah Skratch M. Shadows mengatakan "nama itu sendiri berasal dari Alkitab ini pada dasarnya pembunuhan pertama di Bumi antara Kain dan Habel.. [namanya adalah] 'apa yang terjadi di sekitar, datang sekitar' semacam itu. Dan hanya sehingga tidak ada kebingungan, Avenged Sevenfold bukan band agama "Bagian dari Alkitab dimana nama datang adalah Kejadian (King James Bible) - khususnya Kejadian 4:15, dimana Cain dihukum hidup di pengasingan untuk membunuh saudaranya. "Dan TUHAN berfirman kepadanya, demikian Kain barangsiapa slayeth, dendam harus diambil pada dirinya tujuh kali Dan TUHAN membuat tanda pada Kain, supaya setiap menemukan dia harus membunuh dia.". Singkatan "A7X" untuk nama band mereka adalah gagasan gitaris Zacky Vengeance. Judul lagu Avenged Sevenfold's "Chapter Four" mengacu pada bab keempat kitab Kejadian, di mana cerita Kain dan Habel terjadi. Subjek lagu juga tampaknya cerita ini. "Beast and the Harot", namun lagu lain yang berasal dari Alkitab, berasal dari Kitab Wahyu hanya itu ditulis dalam orang pertama dan mengacu pada hukuman Babel Besar, kerajaan dunia dan kursi dari agama palsu.

Referensi lain Alkitab terjadi dalam lagu "The Wicked End". Dalam lagu ini, beberapa kali dikatakan "dust the apple off, savor each bite, and deep inside you know Adam was right" membuat rujukan kepada Hawa memakan buah terlarang. Walaupun judul dan nama band panggung anggota 'membuat referensi untuk agama, Shadows dinyatakan dalam sebuah wawancara bahwa mereka bukan band agama. "Siapa saja yang membaca lirik dan benar-benar tahu apa-apa tentang kami, mereka akan tahu kita tidak mempromosikan,"katanya. "Itu satu hal tentang band ini, bahwa aku mengasihi bahwa kita tidak pernah benar-benar mendorong berbagai macam, seperti, keyakinan politik atau agama pada orang. Kami hanya musik di sana untuk menghibur dan mungkin pemikiran di kedua sisi, tapi kita tidak mencoba. Seperti, benar-benar mendorong sesuatu ke dalam tenggorokan seseorang. Ada terlalu banyak band yang melakukan itu saat ini, saya pikir.. "Band ini memiliki beberapa lagu yang agak politik di alam seperti "Critical Acclaim", "Gunslinger" dan "Blinded in Chains". Lagu "Betrayed" dalam album City of Evil menceritakan tentang "kematian Dimebag Darrell's".

[sunting] The Deathbat

Logo band yang dikenal sebagai "Deathbat". Ini pada awalnya dirancang oleh seorang teman seni SMA Avenged Sevenfold, Mikha Montague, seperti yang terlihat pada band DVD pertama, Semua Kelebihan. The Deathbat telah muncul di semua album band, banyak yang dilakukan oleh Cameron Rackam, teman dekat dari band. The Deathbat telah berkembang dari hanya menjadi tengkorak dengan sayap kelelawar, untuk kadang-kadang muncul sebagai "ukuran orang" kerangka penuh dengan sayap kelelawar, seperti dapat dilihat pada cover album City of Evil dan Nightmare dan pada single "Dear God" dan "Scream". Pada Sounding the Seventh Trumpet, ada gambar dua orang (di mana tampaknya Kain dan Habel), seorang malaikat lain seperti manusia dan Deathbat semi-opak di bawahnya, beberapa Deathbat muncul di bagian belakang sampul album juga. Para Deathbat juga muncul di sampul sejumlah single seperti "Bat Country", "Warmness on the Soul" dan "Critical Acclaim".

[sunting] Anggota Band


Para anggota band sesekali memainkan instrumen selain instrumen utama mereka tercantum di bawah ini.

Anggota Aktif

Mantan Anggota

  • The Rev – drum,vocal (1999–2009)
  • Matt Wendt – bass (1999–2000)
  • Justin Sane – bass (2000–2002)
  • Dameon Ash – bass (2002–2003)

Anggota Tambahan

MUSIK

REAGGE

“Reggae Is Our Music”

“Reggae Is Our Music”

2 05 2008

Kata reggae diduga berasal logat Afrika, yaitu ragged, yang artinya gerak atau entakan badan pada orang yang menari dengan iringan musik seperti ska. Irama reggae dipengaruhi R&B, soul, rock, ritmik Afro-Caribbean (calypso, merengue, rhumba), dan musik rakyat Jamaika yang disebut Ment. Musik yang kaya irama Afrika.

Irama musik yang dianggap pendahulu reggae adalah ska dan rocksteady. Jenis musik yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Cara mengocok gitarnya kebalik (up-strokes), memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multiritmik yang edan punya.

Sejarah Musik Reggae


Musik Reggae
Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.

Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes) , memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.

Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.

Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob Marley and The

Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya

Jamaika
class="style37" align="left">Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.

om BOB MARLEY




SEJARAH BOB MARLEY

Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika. Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.

Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika. Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.

The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.

Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.

One Love! One Heart!
Lets get together and feel all right.
Hear the children cryin (One Love!);
Hear the children cryin (One Heart!)
(One Love / People Get Ready)

Reggae dan Rasta

Reggae dan Rasta

Reggae dan rasta
Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta. Padahal, reggae dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. "Reggae adalah nama genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup, way of life," ujar Ras Muhamad (23), pemusik reggae yang sudah 12 tahun menekuni dunia reggae di New York dan penganut ajaran filosofi rasta. Repotnya, di balik ingar-bingar dan kegembiraan yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik tersebut. Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu sendiri. "Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah disebut rastafarian, diidentikkan dengan pengisap ganja dan bergaya hidup semaunya, tanpa tujuan," ungkap Ras yang bernama asli Muhamad Egar ini. Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas. Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging, dan bahkan mengisap rokok. "Para anggota The Wailers (band asli Bob Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari," papar Ras.
Ras mengungkapkan, tidak semua penggemar reggae adalah penganut rasta, dan sebaliknya, tidak semua penganut rasta harus menyenangi lagu reggae. Reggae diidentikkan dengan rasta karena Bob Marley—pembawa genre musik tersebut ke dunia adalah seorang penganut rasta.
Ras menambahkan, salah satu bukti bahwa komunitas reggae di Indonesia sebagian besar belum memahami ajaran rastafari adalah tidak adanya pemahaman terhadap hal-hal mendasar dari filosofi itu. "Misalnya waktu saya tanya mereka tentang Marcus Garvey dan Haile Selassie, mereka tidak tahu. Padahal itu adalah dua tokoh utama dalam ajaran rastafari," ungkap pemuda yang menggelung rambut panjangnya dalam sorban ini.
Pemusik Tony Q Rastafara pun mengakui, meski ia menggunakan embel-embel nama Rastafara, tetapi dia bukan seorang penganut rasta. Tony mencoba memahami ajaran rastafari yang menurut dia bisa diperas menjadi satu hakikat filosofi, yakni cinta damai. "Yang saya ikuti cuma cinta damai itu," tutur Tony yang tidak mau menyentuh ganja itu.
Namun, meski tidak memahami dan menjalankan seluruh filosofi rastafari, para penggemar dan pelaku reggae di Indonesia mengaku mendapatkan sesuatu di balik musik yang mereka cintai itu. Biasanya, dimulai dari menyenangi musik reggae (dan lirik lagu-lagunya), para penggemar itu kemudian mulai tertarik mempelajari filosofi dan ajaran yang ada di baliknya.
Seperti diakui Hendry Moses Billy, gitaris grup Papa Rasta asal Yogya, yang mengaku musik reggae semakin menguatkan kebenciannya terhadap ketidakadilan dan penyalahgunaan wewenang. Setiap ditilang polisi, ia lebih memilih berdebat daripada "berdamai". "Masalahnya bukan pada uang, tetapi praktik seperti itu tidak adil," tandas Moses yang mengaku sering dibuntuti orang tak dikenal saat beli rokok tengah malam karena dikira mau beli ganja.
Sementara Steven mengaku dirinya menjadi lebih bijak dalam memandang hidup sejak menggeluti musik reggae. Musik reggae, terutama yang dipopulerkan Bob Marley, menurut Steven, mengajarkan perdamaian, keadilan, dan antikekerasan. "Jadi kami memberontak terhadap ketidakadilan, tetapi tidak antikemapanan. Kalau reggae tumbuh, maka di Indonesia tidak akan ada perang. Indonesia akan tersenyum dengan reggae," ujar Steven mantap.
Sila dan Joni dari Bali menegaskan, seorang rasta sejati tidak harus identik dengan penampilan ala Bob Marley. "Rasta sejati itu ada di dalam hati," tandas Sila sambil mengepalkan tangan kanan untuk menepuk dadanya.

Bob Marley Reggae Weed Black T Shirt


 Bob Marley Reggae Weed Black T Shirt
ADDITIONAL VIEWS (CLICK TO ENLARGE):

Bob Marley Reggae Weed Black T Shirt
Officially licensed Bob Marley Reggae Weed Black T Shirt. Features smoking Bob Marley with pot leaf design. 100% cotton.
$19.99
  IN STOCK (ships within 24 hours)


Choose Your Size:
M
L
XL

Qty:


<> SIZE CHART
Related Categories:
Music (A-M) > Bob Marley
Mens > Shirts
Share this item:
  Facebook   Twitter   Email to a Friend
Questions? Call Us! 1-866-578-7962
We are here to help M-F 9am-9pm | Sat-Sun 10am-4pm EST
Why buy from us?
100% Secure Ordering
Orders Shipped Within 24 Hours
Easy 60-Day Return Policy
Satisfaction Guaranteed!
 Bob Marley Natty Dread Crown Gold T-Shirt
Bob Marley Natty Dread Crown Gold T-Shirt (view)
 Bob Marley Redemption Off-White Tee Shirt
Bob Marley Redemption Off-White Tee Shirt (view)
 Bob Marley Herb Jumbo White TShirt
Bob Marley Herb Jumbo White TShirt (view)
 Bob Marley Lively Up Yourself Black Juniors Tee Shirt
Bob Marley Lively Up Yourself Black Juniors Tee Shirt (view)
 Bob Marley Solution Black TShirt
Bob Marley Solution Black TShirt (view)
 Bob Marley Roots Rock Rebel Grunge White Tee Shirt
Bob Marley Roots Rock Rebel Grunge White Tee Shirt (view)
 Bob Marley Get Up Stand Up Black T-Shirt
Bob Marley Get Up Stand Up Black T-Shirt (view)
 Bob Marley Profile Red Green Tie-Dye Tee Shirt
Bob Marley Profile Red Green Tie-Dye Tee Shirt (view)

PROFIL

ROCK N ROLL

sekilas tentang film realita cinta & rock n roll

sekilas tentang film realita cinta & rock n roll


Lewat film berjudul 'REALITA CINTA & ROCK 'N ROLL' ini, Upi Avianto, sang sutradara, berusaha mengangkat cerita tentang hubungan anak dengan orangtua, sahabat, dan lawan jenis, dengan cara pikir mereka masing-masing yang tentunya berbeda. Meski film itu bercerita tentang keluarga, namun tetap menarik dan dibumbui dengan kisah-kisah lucu.
Kisahnya bermula dari dua anak muda SMA kelas 2, bernama Nugi (Herjunot Ali) dan Ipang (Vino G. Bastian), yang mempunyai cita-cita membentuk band beraliran musik Rock 'n Roll. Setiap hari mereka nge-band, hingga mengorbankan sekolahnya. Keduanya memiliki sahabat cewek bernama Sandra (Nadine Chandrawinata).
Cewek cantik dan seksi yang berprofesi sebagai penjaga 'distro' ini sering menjadi tempat curhat mereka. Sampai akhirnya, Nugi pun jatuh cinta pada Sandra, namun sayang, cintanya bertepuk sebelah tangan, Sandra justru menaruh hati pada Ipang.
Nugi tinggal dengan ibunya yang single parent (diperankan Sandy Harun) setelah bercerai dari ayahnya (diperankan Barry Prima) disaat usia Nugi masih 6 tahun. Gaya hidupnya pun tidak seperti ibu-ibu yang lain. Ibunya Nugi ini menganut kehidupan 'Hippies' dan ia membuka jasa pengobatan holistic yang bergerak di bidang jasa 'aroma terapi'.
Nugi sendiri tidak menyukai gaya hidup ibunya, ditambah lagi soal pacar ibunya yang bernama Paul, yang juga seorang 'hippies'. Sementara itu, kehidupan Ipang berbeda dengan Nugi. Keluarga Ipang mengutamakan pendidikan. Ayahnya seorang dosen dan ibunya tak jauh beda dengan sang ayah.
Ipang memiliki seorang adik yang bernama Dido, yang sangat memuja dirinya. Meski sang kakak suka jahil, namun dibalik itu Ipang sangat sayang terhadap adiknya itu. Walaupun terlahir dalam keluarga yang kaya, jalan pikiran yang dimiliki Ipang ternyata tak sejalan dengan ayahnya, yang menghendaki ia mengutamakan sekolah ketimbang bermain musik.
Dalam kebimbangan dan usaha pencarian jati diri inilah, keduanya kemudian menjadi cocok dan menjalani idealisme mereka sendiri. Cerita semakin menarik, ketika ayah Nugi yang telah bertahun-tahun menghilang, tiba-tiba kembali hadir dengan perubahan drastis. Ayah Nugi telah menjadi seorang wanita alias telah menjalani 'trans-seksual'.
Tak hanya itu, sang ayah rupanya juga punya profesi baru sebagai seorang guru Salsa. Lebih jauh lagi, Ipang kemudian mengalami dilema, saat ia mengetahui bahwa dirinya bukanlah anak kandung orangtuanya yang selama ini mengasuhnya sejak bayi.
Realita memang tak seindah yang diimpikan. Semua itu tergambar jelas dalam film ini yang sangat mudah diikuti, karena alurnya bak air yang mengalir. Selain itu ceritanya juga ringan dan mengandung unsur komedi yang menghibur, sejak awal hingga akhir. Jadi, sayang jika film ini dilewatkan begitu saja

Realita, Cinta dan Rock’n Roll

Realita, Cinta dan Rock’n Roll

Realita, Cinta dan Rock’n Roll adalah sebuah film Indonesia tahun 2006 yang disutradarai oleh Upi Avianto dan dibintangi oleh Herjunot Ali, Vino Bastian, dan Nadine Chandrawinata.

[sunting] Sinopsis

Perhatian: Bagian di bawah ini mungkin akan membeberkan isi cerita yang penting atau akhir kisahnya.

Ipang (Vino) dan Nugi (Junot) adalah dua orang sahabat yang tidak menyukai sekolah dan gemar bermain musik. Kehidupan mereka jalani dengan impian untuk mencapai cita-cita mereka menjadi pemusik rock’n roll. Namun suatu hari mereka menemukan bahwa ternyata Ipang adalah anak adopsi dan ayah Nugi (diperankan Barry Prima) adalah seorang transeksual. Selain Ipang dan Nugi, ada pula Sandra (Nadine), teman mereka, yang kemudian karena suatu peristiwa mengancam persahabatan Nugi dan Ipang.

Menurut Avianto, sutradara film ini, Realita, Cinta dan Rock’n Roll adalah “film tentang bagaimana anak muda menyikapi dunianya, keluarganya, cintanya, dan mimpinya.”

[sunting] Tanggapan kritikus

Realita, Cinta dan Rock’n Roll mendapatkan tanggapan yang baik dari para kritikus film. Harian KOMPAS menulis, “Upi mengalirkan kisah begitu lincah, ringan, dan tak njelimet. Kadang penuh tawa, kadang ada keharuan yang sulit untuk dibendung. Konflik tiga tokoh utamanya dihadirkan berimbang sesuai porsinya.” Sementara layarperak.com berpendapat bahwa “film ini seperti lorong hitam yang perlahan-lahan menyingkap tirai-demi-tirai rahasianya. Penonton diberi kejutan demi kejutan yang tak terduga